Selasa, 05 Juli 2011

SAMUDRA PASAI NEGARA ISLAM PERTAMA

Di Masa Khalifah ketiga ‘Ustman (644 – 656), utusan-utusan dakwah dari Tanah Arab mulai tiba di istana Cina. Kontak-kontak antara cina dan dunia Islam terpelihara terutama lewat jalur laut melalui perairan Indonesia. Karena itu tak aneh bila orang-orang Islam tampak memainkan peran penting dalam urusan-urusan negara-perdagangan yang besar di Sumatera yang beragama Budha, Kerajaan Sriwijaya. Antara tahun 904 M sampai pertengahan abad XII, utusan-utusan dari Sriwijaya ke istana Cina memiliki nama Arab (Muslim). Inilah yang menjadi jejak-jejak telah munculnya peran umat Islam dalam bidang ekonomi-politik meskipun dalam sistem pemerintahan Sriwijaya yang Budha.
Petunjuk pertama tentang muslim Indonesia berkaitan dengan bagian utara Sumatera. Di pemakaman Lamreh ditemukan nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah bin Al-Bashir yang wafat tahun 608 H/ 1211 M. Ini merupakan petunjuk pertama tentang keberadaan kerajaan Islam di wilayah Indonesia.
Hikayat Raja-Raja Pasai, merupakan salah satu sumber tentang cerita masuknya Islam ke Samudra. Dalam cerita ini disebutkan bahwa Khalifah di Mekah mendengar tentang adanya Samudra dan memutuskan untuk mengirim sebuah kapal ke sana untuk memenuhi harapan forcasting Nabi Muhammad SAW bahwa suatu hari nanti akan ada sebuah kota besar di timur yang bernama Samudra, yang akan menghasilkan orang suci. Kapten kapal itu, Syekh Ismail, singgah dulu di India untuk menjemput seorang sultan yang telah mengundurkan diri karena ingin menjadi da’i. Penguasa Samudra, Merah Silau (atau Silu), bermimpi bahwa Nabi menampakan diri kepadanya, mengalihkan secara gaib pengetahuan tentang Islam kepadanya dengan cara meludah ke dalam mulutnya, dan memberinya gelar Sultan Malik As-Salih. Setelah terbangun, sultan yang baru ini mendapati bahwa dia dapat membaca Qur’an walaupun dirinya belum pernah diajar, dan bahwa dia telah dikhitan secara gaib. Dapat dimengerti bahwa para pengikutnya merasa takjub atas kemampuan sultan mengaji dalam bahasa Arab. Kemudian kapal dari Mekah tadi tiba. Ketika Syekh Ismail mendengar pengucapan dua kalimat syahadat Malik As-Salih, maka dia pun melantiknya menjadi penguasa dengan tanda-tanda kerajaan dan jubah-jubah kenegaraan dari Mekah. Syekh Ismail terus mengajarkan dua kalimat Syahadat. Syekh Ismail kemudian meninggalkan Samudra, sedangkan da’i yang berkebangsaan India tetap tinggal untuk menegakan Islam secara lebih kokoh di Samudra. Sultan Malik As-Salih meninggal pada tahun 1297 M.
Dibawah pemerintahan Sultan Muhammad Malik al-Zahir (1297 – 1326), kerajaan Samudra Pasai mengeluarkan mata uang emas yang beridentitas ketuhanan. Mata uang tersebut, sampai saat ini, dianggap sebagai mata uang emas tertua yang pernah di keluarkan oleh sebuah kerajaan Islam di Asia Tenggara.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567